KOMPAS.com - Tak mudah untuk memilih 11 pemain terbaik Eropa di posisinya masing-masing, untuk dimainkan bersama dalam satu kesebelasan. Maklum, benua biru sarat pemain bintang karena liga sepak bola mereka termasuk yang berkualitas baik dan level Piala Eropa menyerupai Piala Dunia. Tim Piala Eropa Kompas akhirnya memilih 11 pemain terbaik itu dalam formasi 4-2-3-1, salah satu formasi yang banyak dimainkan di Polandia-Ukraina kali ini.
Mungkin bukan pilihan terbaik dan tetap memunculkan debat di sana-sini. Misalnya, mengapa pilihan untuk kiper jatuh ke penjaga gawang Italia, Gianluigi Buffon, bukan Iker Casillas (Spanyol). Lalu gelandang serang di sayap kanan terpilih Jesus Navas, bukan David Silva yang lebih kerap menjadi starter. Pilihan-pilihan itu disertai alasan yang mendasari kami memilih mereka. Sebagai pelatih adalah Cesare Prandelli.
MARIO BALOTELLI
Super Mario mendadak membahana. Julukan pujian ini disematkan pada striker Italia, Mario Balotelli, setelah dua gol spektakuler di semifinal. Hingga semifinal, pemain berusia 21 tahun ini mengoleksi tiga gol. Balotelli dikenal berkarakter kontroversial. Jadi, perlu kesabaran dan pengertian untuk menghadapinya. Menurut Pelatih Cesare Prandelli, karier Balotelli (yang sebenarnya) baru dimulai, dengan menyuguhkan penampilan brilian. Teman setimnya, Giorgio Chiellini, memuji Balotelli sebagai penyerang yang pergerakannya sulit diduga. Satu tim pilihan membutuhkan sosok yang semangatnya berapi-api seperti Balotelli. Eksekutor yang sulit ditebak.
JESUS NAVAS
Jesus Navas (26) agaknya lebih tepat dimasukkan ke tim pilihan Kompas ketimbang David Silva. Dribel dan passing bola Navas lebih tajam di sepanjang turnamen ini, khususnya untuk menangani sisi kanan. Dalam formasi 4-2-3-1, Navas di kanan berpadu dengan Xavi di tengah dan Ronaldo di kiri sebagai gelandang serang akan menghadirkan campuran adonan yang sedap. Navas menyumbang satu gol untuk Spanyol saat melawan Kroasia di penyisihan Grup C. Operannya tidak terlalu banyak dan upaya tendangan ke gawang kurang, tetapi Navas adalah pilihan terbaik Vicente del Bosque saat dibutuhkan untuk menjelajah lapangan.
XAVI HERNANDEZ
Dengan pilihan formasi 4-2-3-1, Xavi Hernandez (32) akan sangat pas dipasang di posisi gelandang serang bersama Cristiano Ronaldo dan Jesus Navas. Sosok rendah hati ini mampu mengolah dan mengatur serangan bersama Andres Iniesta pada laga pembuka Spanyol versus Italia di Grup C. Gaya passing tiki-taka yang sangat melekat dalam diri Xavi ketika menyokong Barcelona mewujud di tim nasional Spanyol. Dia memang raja passing. Selama penyisihan hingga semifinal, dia memproduksi passing terbanyak, yakni 533. Sebanyak 455 di antaranya terantarkan dengan sempurna. Itulah yang membuat Xavi menonjol di sepanjang pertandingan.
CRISTIANO RONALDO
Striker paling mahal di Planet Bumi, Cristiano Ronaldo (27), adalah sihir. Selain dandanan rambutnya, wajah gantengnya, dan tatapan mata elangnya, Ronaldo adalah striker berkualitas. Dia berbahaya di semua lini sejauh 40-an meter dari gawang. Kendati mandul di awal turnamen, penyerang Real Madrid ini kemudian menunjukkan kelasnya. Dia mencetak tiga gol, termasuk gol penentuan ke semifinal. Kendati Portugal kalah dari Spanyol di semifinal, Ronaldo tetap menempati peringkat tertinggi Castrol Edge Index dengan poin 9,68. Indeks dihitung berdasarkan passing, tackling, penyelamatan bola, dan kemampuan mencetak gol.
ANDREA PIRLO
Pada usia 33 tahun, Andrea Pirlo kini sedang ranum-ranumnya. Gelandang Juventus ini menjadi roh permainan dinamis Italia sejak pertandingan pertama Piala Eropa 2012. Dia tiga kali dianugerahi man of the match, kala melawan Kroasia di penyisihan, Inggris di perempat final, dan Jerman di semifinal. Perannya bukanlah sang eksekutor, tetapi dia pun menyumbang satu gol saat melawan Kroasia. Pirlo yang berpadu dengan Riccardo Montolivo meracik serangan untuk Mario Balotelli dan Antonio di Natale, dan gol. Benar kata eks Pelatih Jerman Juergen Klinsmann, Pirlo adalah gelandang yang harus diwaspadai. Dia layak menjadi bagian dari tim impian.
SAMI KHEDIRA
Bagaimana jika duo Sami Khedira (25) dan Andrea Pirlo (33) dipercaya mengatur lapangan tengah tim pilihan Kompas? Khedira memiliki kreativitas untuk mengolah dan membagi bola bagi kawan-kawannya. Gelandang bertahan Jerman yang bermain selama 450 menit di Piala Eropa 2012 ini mewakili soliditas tim Jerman. Empat kali tendangannya mencapai sasaran dan satu di antaranya berbuah gol, yakni saat menghadapi Yunani di perempat final. Arah tendangan Khedira kadang tidak terduga, seperti ketika melawan Italia. Dia membuat kiper Gianluigi Buffon kaget meski kemudian dapat menguasai bola.
PEPE
Pepe (29) sepertinya pas di posisi tengah belakang, memperkuat pertahanan bersama Sergio Ramos, John Terry, dan Jordi Alba. Pepe adalah pemain bertahan yang tangguh, tanpa kompromi, dan sulit dilewati, sampai-sampai beberapa kali dia bermasalah dengan wasit dan pemain lawan. Sepanjang memperkuat Portugal, bek Real Madrid ini begitu anggun membawa bola. Apalagi dengan energi yang seolah tidak pernah habis itu, Pepe sangat agresif bergerak. Saat melawan Denmark di penyisihan, Pepe dengan karismanya mampu mengolah pergerakan di lini belakang. Hal yang patut dicatat, dia juga menyumbangkan satu gol pada laga itu.
JOHN TERRY
John Terry (31) adalah simbol ketangguhan Chelsea dan Inggris. Bahkan, pada usianya yang kini 31 tahun, Terry masih layak dipercaya menjaga lini belakang. Hal itu juga dilihat Pelatih Inggris Roy Hodgson. Harian The Guardian menilai Terry rapuh saat Inggris menghadapi Swedia di penyisihan. Dia tidak kuasa balapan lari dengan Zlatan Ibrahimovic setelah terlalu banyak cedera. Akan tetapi, di perempat final melawan Italia, Inggris, dengan Terry di dalamnya, menahan imbang 0-0. Bandingkan ketika Italia melawan Jerman di semifinal. Terry masih mampu menahan gempuran seorang Mario Balotelli dan ini adalah... sesuatu.
JORDI ALBA
Jordi Alba (23), tidak disangkal lagi, bersinar di Piala Eropa 2012. Di tim pilihan Kompas, Alba memperkuat posisi kiri belakang, menjadi satu dari pasukan pertahanan bersama John Terry, Sergio Ramos, dan Pepe. Penampilan Alba terus membaik sejak awal laga hingga semifinal. Publik masih mengingat umpan Alba kepada Xabi Alonso yang berbuah gol spektakuler saat Spanyol melawan Perancis di perempat final. Nama Alba dielu-elukan dan gol Alonso tercatat sebagai salah satu gol terbaik di turnamen ini. Eks bos Barcelona, Pep Guardiola, merasa bangga Barca memiliki Alba musim depan setelah pindah dari Valencia, seperti dikutip goal.com.
GIANLUIGI BUFFON
Yang istimewa dari Gianluigi Buffon (34) sebagai penjaga gawang adalah pengalaman, kematangan, kepekaan, dan perhatian pada detail. Detail, itulah yang membedakan penjaga gawang yang luar biasa dan biasa-biasa saja, katanya. Kapten Italia ini pun menunjukkan kematangannya sepanjang turnamen dan terlihat jelas ketika babak adu penalti melawan Inggris di perempat final. Kiper Juventus ini dengan cermat membaca arah bola sepakan Ashley Cole, dan hup... dia menangkapnya. Inggris pun gagal ke semifinal setelah kalah 2-4. Penjaga gawang berpengalaman seperti Buffon ini sangat layak dipasang di tim pilihan Kompas.
SERGIO RAMOS
Barisan pertahanan tim pilihan Kompas kian solid dengan adanya bek Spanyol, Sergio Ramos (26), yang berada di kanan-belakang. Setelah penampilannya di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010, Ramos kini bertambah matang, lebih matang ketimbang usianya. Bek Real Madrid ini menjadi pertaruhan Spanyol di lini belakang untuk menahan serangan striker-striker andal. Nama Ramos kian harum ketika tendangan penaltinya menggetarkan gawang Portugal di semifinal Piala Eropa 2012. Tentang Spanyol, dia berujar, Kami beruntung memiliki banyak pilihan formasi untuk menghadapi lawan. Ya, dan Ramos adalah yang wajib dipilih. (ADP/IVV)
Via: Pemain Terbaik Pilihan Kompas
0 comments:
Post a Comment